Tuesday, October 28, 2008

From Semeru with Love...part 2

Day 2nd, Jumat 16 September 2005 Ngenteni kok terus!!! Kupikir cukup kemaren aku mengalami penantian panjang. Nyatanya? Semeru sudah di depan mata, masih harus menunggu lagi. Bedebah!!

Oke-oke..bagi yang bingung, begini ceritanya. Setelahmenunggu Bo dan Putri selama berjam-jam, akhirnya kami dkk naek bus jurusan Malang juga. Eehhh..ternyata, bus ini tak kunjung beranjak juga walo sudah hampir satu jam bertengger di terminal. Gimana hati nggak merongkol!! Karena capek, di bus kita ketiduran, tahu-tahu dibangunin kondektur karena udah nyampe tujuan.

Dari sini lancar? Wohohoho...kata siape??!! Sudah menapak di Tumpang, eh hardtrop yang bercokol di sekitar terminal kaga mau mengangkut kita berenam. Alasan supirnya, ’’Penumpange durung 15 uwong, Mas. Entenono sedilut engkas maneh. Paling engkok onok pendaki liyane’’.

Anjrit. Jadi intinya kita disuruh menunggu sampe mobil penuh nih. Aku sempat ngedrop juga. Mengingat hari ini bukanlah akhir pekan. Kemungkinan, gak banyak pendaki yang berkunjung. Untunglah ada berita segar. Kata si supir, ada enam orang pendaki lain dari Solo. Tujuan mereka juga Semeru. Ya, ya, sekarang mereka sudah datang sih. Tapi, tetep ae budale mengko bar Jumatan. Bagus. Yok opo lek mene ae mesisan.

Oalah gusti, gusti, cobaan kok cek akehe. Tapi aku yakin. Next will be fun. Gak papa wes. Meski sekarang kami terdampar di sebuah gang kecil pinggir minimarket. Tanpa atap, beralas karton dan tanpa kenyamanan.

Tetep hari Jumat, pukul 13.00
Finally, berangkat juga ke Ranu Pane, setelah menunggu 6 jam lamanya. Lumayanlah, dapet kesematan tidur di rumah pak Yono (sopir hardtrop). Plus mandi, packing ulang, dan menonton rekaman pendakian. Kami berangkat berduabelas, bareng keenam pendaki asal Solo. Dari sini, kami ke pos PPA dulu untuk mendapat ijin mendaki. Oke, arrivederci, au revoir, sayonara Tumpang. Semeru, here we come!!

Jumat, 13.30–15.25
Ngeriii...perjalanan Tumpang–Ranu Pane mendebarkan banget. Kayak naek roler coster. Miring sana, banting sini. Hueekkk,,mabuk darat neh. Supirnya gila-gilaann. Ngebut gak nyebut. Gak sadar apa kalo lagi bawa anak orang. Dalam hati aku cuma bisa berdoa semoga tetep selamat. Apalagi, pas kami melewati jalan setapak dengan pinggiran jurang terjal, si supir tetep gak mau melanin laju kendaraan. Iddiiihhhh...serasa hanya sejengkal berhadapan dengan kematian. Gak cuman itu, hardtrop yang gak beratap membuat wajah sukses diterjang debu jalan. Bagus. Sekarang wajah saya gak jauh beda dengan topeng monyet.

Jumat, 15.25–15.30
Kami menapak di Ranu Pane pukul 15.25. Nggak bisa langsung mendaki karena harus regriatasi ulang dulu (hehehe, kayak kuliah aja). Kata pak penjaga, ini sebagai langkah antisipasi kalau-kalau kami ilang. Pihak PPA akan mengakadan pencarian jika kami lebih seminggu di area pendakian. Maklum, Semeru banyak memakan korban. Yup, semua sudah siap. Sekarang, kami berenam mau berdoa dulu. Biar kami sampai di tempat dengan selamat. Fiuhh, it’s gonna be long trip. Bismillah.

PS: kami berangkat lebiih dulu dari anak Solo.

Jumat, 23.00
Seharusnya, perjalanan Ranu Pane menuju Ranu Kumbolo di tempuh selama 2,5 jam. Artinya, jika kami berangkat pukul 15.30, seharusnya kami udah nyampe jam enam sore. Yeah, paling jelek jam tujuh malem lah. Kenyataannya? Sudah hampir tengah malam, kami masih berada di tengah hutan. Tak menemukan tanda-tanda bakal menuju pos dua.

Untuk laporan pandangan mata, sekarang ini kami berada di suatu tempat yang kami sendiri nggak tahu posisinya. Yang jelas, kami berada di tengah hutan, gelap, sepi, dan menyeramkan. Yang terdengar hanya suara binatang malam dan nafas kami yang tersengal.

Sepertinya, kami salah jalan. Soalnya, kondisi jalan setapak yang kami lalui hampir tak kentara lagi. Mungkin, karena nggak pernah dilewati. Jika jalan ini memang benar jalur pendaki seharusnya banyak ’’tanda’’ yang ditemukan seperti tisu, atau puntung rokok. Tapi kami sama sekali nggak nemuin apa-apa.

Tracknya juga gak jelas. Naik turun, terjal dan penuh semak belukar padat hingga menutup jalan setapak. Aduw Tuhaan, jangan biarkan kami menyusul Soe Hok Gie. Aku masih pengin pulang. Apa ini gara-gara aku pergi gak minta ijin emak ya? Maaakkkk, maaafin aku. Aku yakin kok, Tuhan ada bersama kami. Kami pasti sampai.

PS: Karena Cepi terkilir kakinya, kami terpaksa menghentikan perjalanan dan bermalam. Beruntung, kami menemukan sebuah bivoack alam bekas pake. Tinggal ditutup dengan jas hujan., bivoack bisa dipake sebagai dapur umum. udara dingin banget bow.

Pojok Semeru For Dumies 2
Halo, halo, jumpa lagi dengan pojok Semeru for Dumies. Kali ini aku bakal menjelaskan track perjalanan menuju puncak Semeru. Well, Semeru di bagi dalam empat pos. Pos pertama adalah Ranu Pane. Dari Ranu Pane dilanjutkan ke pos dua, Ranu kumbolo. Seperti yang sudah aku sebutkan, perjalanan menuju Ranu Pane ke Ranu kumbolo membutuhkan waktu 2, 5 jam (dengan catatan kamu nggak nyasar dan megikuti jalur PPA dengan benar).

Dari Ranu Kumbolo, perjalanan di lanjutkan ke pos Kali mati. Jarak dua pos ini lumayan deket, paling sekitar 1,5 jam jalan kaki (ya pasti jalan lah. Masak ngesot!!). Dari Kali Mati, lalu menju pos Arcapada. Inilah adalah pos terakhir dan paling berat. Karena untuk ke Arcapada kalian harus melewati jalan setapak yang dulunya merupakan bekas jalan lahar.

Tracknya sangat menantang. Tanahnya gak semulus jalan setapak dari ranu pane ke ranu kumbolo, lahar bikin trayek ini jadi bolong-bolong. Melaluinya mesti pake acara memanjat, keperosok, kepleset, sampai guling-gulingan. Pokoknya, akrobat banget. Makanya, begitu sampe di Arcapada, rasanya pingin sujud syukur saking bahagianya bisa sampe dengan selamat. Di pos ini kalian bisa istirahat sebelum lanjut puncak. Ada tanah lapang yang bisa dimanfaatkan untuk berkemah. Setelah mengisi perut dan sedikit tiduran, baru deh lanjutkan pendakian. Mengerti guys? Sip.

to be continued...

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home