Monday, May 17, 2010

Meet Me..


Halo halo..

Baru membuka blog nih. Wih, lama juga tidak menulis. Terakhir tahun 2008 (gila..kalau hamster, dua tahun pasti sudah beranak berkali-kali tuh) tentang perjalanan Semeru (yang juga sudah basi banget karena kejadiannya tahun 2005). Tulisannya belum selesai pula. Adakah terusannya? Rasanya sih saya sudah sempat membuatnya. Tapi lupa terposting karena terganggu kemalasan tiada tara. Tapi tulisan itu pasti selesai! Tunggu saja brader.


Ya ya..saya menahbiskan tahun ini sebagai tahun kebangkitan saya berkarya! Terutama berkarya di bidang penulisan. Menulis apa? Apa saja. Suka-suka dong. Blog-blogku sendiri. Akhir-akhir ini saya mengalami banyak hal baru. Mulai dari pengalaman kali pertama merantau (catatan : sejak Desember, saya ''ditendang'' ke Jakarta oleh Kantor), merasakan dunia per-kos-an yang repot bin rebet, hingga berjibaku menaklukkan kemacetan kota Jakarta yang naudzubillah. Oya, saya juga baru putus cinta (hiks!!). Perjuangan menyembuhkan sakit hati di perantauan juga menjadi kegiatan yang turut mewarnai kehidupan saya di sini.


Maka, mari menulis! Semua momen-momen itu pasti akan menjadi bahan yang nggak bakal habis (kalau tidak malas. Sigh). Saya ingin menumpahkan semuanya disini!! Mungkin, catatan saya kali ini perlu saya beri embel-embel khusus: Catatan Hati si Anak Kos (halah!). hehehe...Hare gene, nyebut diri anak kos. Eh, biarin ya. Asal tahu aja, menjadi anak kos tuh impian sejak muda. Baru sekarang bisa mengalami sendiri. Euforia yang terlambat (biarin!).


So..welcomeback (to me) hehehe..

Labels:

Wednesday, October 29, 2008

From Semeru with Love...part 3


Day 3rd, Sabtu 17 September 2005. Pukul 11.00
Alhamdulillah. Praise the lord, praise the lord!!! Akhirnya, setelah beberapa jam berjalan tanpa tujuan, tuhan mengirimkan seorang utusan. We meet a people!!! Argghhhh...pingin gulung-gulung rasanya!!! Bahagia!!! Kami ternyata tidak sendiri.

Seseorang yang diketahui bernama Arif itu bilang kalo jalan yang kami lalui ini sudah benar. Kalo di susuri, jalan setapak itu bakal menggiring kami ke ranu kumbolo!! ’’Nggak lama kok. Paling satu jam lagi sampai,’’ kata Arif. Wuaaaahhhhhh....luegaaa!!!!

Dari Arif kami mengetahui kalau kami memang amat sangat salah jalan (makasih ya Cong!!!). kami melalui jalan setapak nggak jelas yang ujung-ujungnya menuju bukit ayak-ayak. Bukit itu memang mempunyai rute rumit dan menantang dibanding jalur PPA.

’’Dari ranu pane, kalian pasti memlih jalur bawah ya, bukan jalur atas. Lewat sawah-sawah kan?’’tanya Arif. ’’Iya,’’ jawab kami kompak, lalu serentak mengalihkan pandangan ke arah Kacong dengan penuh kebengisan. ’’Itu dia yang bikin kalian tersasar ke ayak-ayak,’’ katanya. Menurut Arif, seharusnya lewat ayak-ayak lebih cepet ketimbang melalui jalur PPA. Tapi karena kita salah jalur, perjalanan jadi dua kali lebih lama. Ah, sudahlah, apapun itu, yang penting aku lega. Emaaakkkk...aku bisa pulang Surabayaaaa!!

Oya, Arif ini anak Brawijaya Malang. Hari itu dia mendaki Semeru sendirian saja. Pakaiannya sederhana, hanya kemeja panjang, celana kain dan topi. Bekalnya pun terlihat seadanya, hanya diwadahi ransel kecil yang nyanggong di punggung. Arif bilang, pagi sekitar jam 8 dia mulai menapak ranu pane dan memulai perjalanan menuju ranu kumbolo. Dan nggak sampe tengah hari dia sudah hampir menuju pos kedua. Huwaaaaaa.....malu banget kalo dibandingkan dengan kami. Kite sih bekelnya banyak. Sok-sok kayak pendaki beneran gitu deehh. Tapiiii, untuk nyampe ke ranu kumbolo aja butuh sehari semalem.

Akhirnya, kita melanjutkan perjalanan bareng Arif. Aji gile, tuh cowok jalannya cepet bener ya. Oya...pemandangan menuju ranu Kumbolo uapik tenaaannn. Melongo-melongo dah. Padang rumput luas di bawah, sangat indah bila dilihat dari atas. Sungguh-sungguh seperti lukisan. Setelah melalui padang rumput, tampak di kejauhan kilauan biru air danau. Tuhaaaannn....terimakasih sekali lagi karena tidak membuat kami putus asa. Sampai disini, kami memutuskan untuk istirahat di pondokan.

Btw, anak-anak Solo dah nyampe duluan di Ranu Kumbolo. Mereka nanyain, kok kami baru nyampe sekarang? Duh, seandainya mereka tahu...

to be continued...

Tuesday, October 28, 2008

From Semeru with Love...part 2

Day 2nd, Jumat 16 September 2005 Ngenteni kok terus!!! Kupikir cukup kemaren aku mengalami penantian panjang. Nyatanya? Semeru sudah di depan mata, masih harus menunggu lagi. Bedebah!!

Oke-oke..bagi yang bingung, begini ceritanya. Setelahmenunggu Bo dan Putri selama berjam-jam, akhirnya kami dkk naek bus jurusan Malang juga. Eehhh..ternyata, bus ini tak kunjung beranjak juga walo sudah hampir satu jam bertengger di terminal. Gimana hati nggak merongkol!! Karena capek, di bus kita ketiduran, tahu-tahu dibangunin kondektur karena udah nyampe tujuan.

Dari sini lancar? Wohohoho...kata siape??!! Sudah menapak di Tumpang, eh hardtrop yang bercokol di sekitar terminal kaga mau mengangkut kita berenam. Alasan supirnya, ’’Penumpange durung 15 uwong, Mas. Entenono sedilut engkas maneh. Paling engkok onok pendaki liyane’’.

Anjrit. Jadi intinya kita disuruh menunggu sampe mobil penuh nih. Aku sempat ngedrop juga. Mengingat hari ini bukanlah akhir pekan. Kemungkinan, gak banyak pendaki yang berkunjung. Untunglah ada berita segar. Kata si supir, ada enam orang pendaki lain dari Solo. Tujuan mereka juga Semeru. Ya, ya, sekarang mereka sudah datang sih. Tapi, tetep ae budale mengko bar Jumatan. Bagus. Yok opo lek mene ae mesisan.

Oalah gusti, gusti, cobaan kok cek akehe. Tapi aku yakin. Next will be fun. Gak papa wes. Meski sekarang kami terdampar di sebuah gang kecil pinggir minimarket. Tanpa atap, beralas karton dan tanpa kenyamanan.

Tetep hari Jumat, pukul 13.00
Finally, berangkat juga ke Ranu Pane, setelah menunggu 6 jam lamanya. Lumayanlah, dapet kesematan tidur di rumah pak Yono (sopir hardtrop). Plus mandi, packing ulang, dan menonton rekaman pendakian. Kami berangkat berduabelas, bareng keenam pendaki asal Solo. Dari sini, kami ke pos PPA dulu untuk mendapat ijin mendaki. Oke, arrivederci, au revoir, sayonara Tumpang. Semeru, here we come!!

Jumat, 13.30–15.25
Ngeriii...perjalanan Tumpang–Ranu Pane mendebarkan banget. Kayak naek roler coster. Miring sana, banting sini. Hueekkk,,mabuk darat neh. Supirnya gila-gilaann. Ngebut gak nyebut. Gak sadar apa kalo lagi bawa anak orang. Dalam hati aku cuma bisa berdoa semoga tetep selamat. Apalagi, pas kami melewati jalan setapak dengan pinggiran jurang terjal, si supir tetep gak mau melanin laju kendaraan. Iddiiihhhh...serasa hanya sejengkal berhadapan dengan kematian. Gak cuman itu, hardtrop yang gak beratap membuat wajah sukses diterjang debu jalan. Bagus. Sekarang wajah saya gak jauh beda dengan topeng monyet.

Jumat, 15.25–15.30
Kami menapak di Ranu Pane pukul 15.25. Nggak bisa langsung mendaki karena harus regriatasi ulang dulu (hehehe, kayak kuliah aja). Kata pak penjaga, ini sebagai langkah antisipasi kalau-kalau kami ilang. Pihak PPA akan mengakadan pencarian jika kami lebih seminggu di area pendakian. Maklum, Semeru banyak memakan korban. Yup, semua sudah siap. Sekarang, kami berenam mau berdoa dulu. Biar kami sampai di tempat dengan selamat. Fiuhh, it’s gonna be long trip. Bismillah.

PS: kami berangkat lebiih dulu dari anak Solo.

Jumat, 23.00
Seharusnya, perjalanan Ranu Pane menuju Ranu Kumbolo di tempuh selama 2,5 jam. Artinya, jika kami berangkat pukul 15.30, seharusnya kami udah nyampe jam enam sore. Yeah, paling jelek jam tujuh malem lah. Kenyataannya? Sudah hampir tengah malam, kami masih berada di tengah hutan. Tak menemukan tanda-tanda bakal menuju pos dua.

Untuk laporan pandangan mata, sekarang ini kami berada di suatu tempat yang kami sendiri nggak tahu posisinya. Yang jelas, kami berada di tengah hutan, gelap, sepi, dan menyeramkan. Yang terdengar hanya suara binatang malam dan nafas kami yang tersengal.

Sepertinya, kami salah jalan. Soalnya, kondisi jalan setapak yang kami lalui hampir tak kentara lagi. Mungkin, karena nggak pernah dilewati. Jika jalan ini memang benar jalur pendaki seharusnya banyak ’’tanda’’ yang ditemukan seperti tisu, atau puntung rokok. Tapi kami sama sekali nggak nemuin apa-apa.

Tracknya juga gak jelas. Naik turun, terjal dan penuh semak belukar padat hingga menutup jalan setapak. Aduw Tuhaan, jangan biarkan kami menyusul Soe Hok Gie. Aku masih pengin pulang. Apa ini gara-gara aku pergi gak minta ijin emak ya? Maaakkkk, maaafin aku. Aku yakin kok, Tuhan ada bersama kami. Kami pasti sampai.

PS: Karena Cepi terkilir kakinya, kami terpaksa menghentikan perjalanan dan bermalam. Beruntung, kami menemukan sebuah bivoack alam bekas pake. Tinggal ditutup dengan jas hujan., bivoack bisa dipake sebagai dapur umum. udara dingin banget bow.

Pojok Semeru For Dumies 2
Halo, halo, jumpa lagi dengan pojok Semeru for Dumies. Kali ini aku bakal menjelaskan track perjalanan menuju puncak Semeru. Well, Semeru di bagi dalam empat pos. Pos pertama adalah Ranu Pane. Dari Ranu Pane dilanjutkan ke pos dua, Ranu kumbolo. Seperti yang sudah aku sebutkan, perjalanan menuju Ranu Pane ke Ranu kumbolo membutuhkan waktu 2, 5 jam (dengan catatan kamu nggak nyasar dan megikuti jalur PPA dengan benar).

Dari Ranu Kumbolo, perjalanan di lanjutkan ke pos Kali mati. Jarak dua pos ini lumayan deket, paling sekitar 1,5 jam jalan kaki (ya pasti jalan lah. Masak ngesot!!). Dari Kali Mati, lalu menju pos Arcapada. Inilah adalah pos terakhir dan paling berat. Karena untuk ke Arcapada kalian harus melewati jalan setapak yang dulunya merupakan bekas jalan lahar.

Tracknya sangat menantang. Tanahnya gak semulus jalan setapak dari ranu pane ke ranu kumbolo, lahar bikin trayek ini jadi bolong-bolong. Melaluinya mesti pake acara memanjat, keperosok, kepleset, sampai guling-gulingan. Pokoknya, akrobat banget. Makanya, begitu sampe di Arcapada, rasanya pingin sujud syukur saking bahagianya bisa sampe dengan selamat. Di pos ini kalian bisa istirahat sebelum lanjut puncak. Ada tanah lapang yang bisa dimanfaatkan untuk berkemah. Setelah mengisi perut dan sedikit tiduran, baru deh lanjutkan pendakian. Mengerti guys? Sip.

to be continued...

From Semeru with Love...part 1

September tiga tahun lalu saya dan tiga orang teman pernah melakukan perjalanan panjang mendebarkan. Yup, untuk kali pertama, kami berempat ke Semeru. Yang membuat perjalanan itu begitu memorable, kami ke gunung tertinggi seJawa itu tanpa persiapan, plus tanpa planning matang. Semua serba dadakan.

Demi mengingat semua kenangan itu, saya iseng-iseng membuka lagi catatan perjalanan Semeru di buku agenda. Pas membaca ulang, file-file perjalanan itu menyeruak kembali. Lucu banget. Ada yang menegangkan, ada pula yang mengharukan. Well, supaya kenangan ini tetap ada, saya menuliskan ulang semua pengalaman itu di blog ini. Ehem, dengan perubahan seperlunya. Maklum, ketika menulis catatan perjalanan ini, kondisinya awut-awutan. Banyak kata-kata belepotan. Oya, saya juga membaginya dalam beberapa bagian karena sangat panjang.

Day 1st, Kamis 15 September 2005
First of all, aku ingin mengucapkan maaf beribu maaf kepada emak tercinta. Ngomonge lungo nang Bali, hadakno malah keluyuran dewe. Pancene anak nduablek!! Hehehehe...ya disinilah aku sekarang. Duduk di emperan terminal Bungurasih. Menunggu teman, untuk berangkat ke Tumpang, Malang. Menyongsong petualangan mendebarkan. Ke SEMERUUUU...Arrrgghhhh, rasanya tak percaya, aku akhirnya ke Gunung tertinggi se-Jawa itu. Secara, sudah hampir tiga taon tak pernah menghirup segarnya hawa pegunungan gitu loh.
Sebenarnya begini, rencana ke semeru ini begitu mendadak munculnya. Disulut oleh kebencian mendalam kepada seseorang yang namanya tidak boleh disebut. Karena itu, pasca DBL, kami, empat sekawan tim pemberitaan (baca: penderitaan) , yang terdiri atas Inem (alias aku sendiri), Kacong, Putri, dan Bo memutuskan untuk mengadakan pendakian makar ke Semeru.

Aku gak inget siapa yang mencetuskan ide gila ini (hmm, kayaknya sih Bo). Pokoknya, tahu-tahu kami semua bersatu untuk mewujudkannya. Tapi, karena kami berempat nggak mungkin bilang, ’’Mas, kami nggak sudi ikut ke Bali karena kami muak dan enek sama kamu!’’ ke you know who, maka kami terpaksa mengarang sejumlah alasan (yang sebenarnya sangat tidak masuk akal) kepada koordinator. Peduli setan si koordinator mau percaya atau tidak. Yang penting, kami berempat bisa lepas dari kewajiban mengunjungi Bali.

Kita berempat berangkat di hari yang sama dengan rekan-rekan lain yang pergi ke Bali. Tapi agar tidak menimbulkan kecurigaan, kami tidak berangkat bersama. Kacong (yang membawa seorang teman bernama Cepi) berangkat lebih dulu ke Terminal. Sementara, Bo, Putri dan aku, rencananya akan menyusul ke terminal pukul 12 teng.

Sembari menunggu mitnait, aku nyambi ngerjain naskah. Tepat pukul 12, aku dan Bo sudah siap berangkat. Eh, ternyata Putri masih berkutat dengan proposal skripsi. Duuhh...bisa-bisanya siihhh. Bikin gemes aja. Rencana berangkat pun molor jadi jam 1 malam.
Btw, sekarang aku sudah ganti posisi. Saat ini aku ngejogrog dan bersandar di salah satu pilar bungurasih bareng Kacong ma Cepi (temen Kacong). Kita lagi nungguin Bo sama Putri beli Zippo di Sinar Bintaro. Gila, mereka berdua lama banget. Perginya serasa satu tahun cahaya lamanya. Dari tadi nggak balik-balik. Yeah, rasanya banyak banget cobaan yang kita hadapi. Heran, mau ke Semeru ajah kok susah banget. Kenapa sih, aku nggak bisa pergi ke Semeru dengan tenang?!! Kenapa?!!Ah, sudahlah. Siapa tahu, dengan banyakanya cobaan jutru perjalanan ini akan semakin menyenangkan. Amin.

PS: Berdasar informasi dari sms yang dikirim oleh Putri, mereka berdua pergi begitu lama karena mampir terlebih dahulu ke Graha Pena. Alasanya? ’’Bo kebelet beol,’’ kata Putri. What the fuckk!! Makanya gak nyampe-nyampe dari tadi. Kami akhirnya berangkat jam setengah tiga pagi.

Pojok Semeru For Dumies 1
Selamat membaca Semeru for Dumies part 1. Well, bagi arek-arek Suroboyo yang berniat ke Semeru (entah sekadar untuk berkemah, hiking atau bunuh diri) ini adalah petunjuk praktis perjalanan. Dari terminal Bungurasih, pilih bus jurusan Malang. Sesampainya di terminal Arjosari Malang, cari bemo/lyn/angkot yang menuju Tumpang. Seingetku, angkot ini warnanya putih. Jika kamu pergi berbanyak disarankan sewa satu angkot sekalian. Lebih murah dan cepat, cuma Rp 25 rebu sekali sewa. Daripada kalian menunggu angkot itu ngetem sampe beranak, males banget kan?

Sesampainya di Tumpang, kalian bisa menuju Pos Ranu Pane (start awal pendakian) dengan menumpang hardtrop. Untuk transportasi ini masing-masing bayar Rp 25 rebu. Yang bikin jengkel, hardtrop seringkali nggak mau jalan kalau penumpangnya nggak nyampe 15 orang. Kecuali, kalian menyewanya satu mobil. Harganya Rp 300 rebu sekali jalan. Gila, pemerasan pendaki tuh!!.

Selain hardtrop, bisa juga ke Ranu Pane dengan menumpang truk sayuran. Kendaraan ini berangkatnya pagi buta. Biar nggak ketinggalan, kalian harus berada di Tumpang pukul 5 pagi. Oya, sebelum menuju Ranu Pane, kalian harus melapor ke PPA dulu. untuk mendapat ijin mendaki. Jelas? Bagus. Selamat mendaki.

to be continued...

Saturday, November 25, 2006

AArrggghhh,,,,teman-teman jangan pergiii!!!
Habis ini aku juga skripsi kok
Beneran, suer!!
Plisss,,,
Lulus dan wisuda bareng ya
–depresi karena ketakutan wisuda sendiri tanpa teman satu angkatan edition–

Friday, December 30, 2005

Memorable Moment 2005

Fiuh, tahun 2005 tinggal besok doang. Gak kerasa ya. Padahal, rasanya baru kemarin gitu ngerasainnya. eh, ujug-ujug *ujug-ujug means tiba-tiba* udah nyampe akhir taon. Yeah, idup ini so fast. Well, sebelum say good bye , gwa pengin nginget-nginget lagi, hal-hal yang berkesan selama taon ini. gak cuman momen yang bikin gwa hepi. tapi juga hal-hal yang bikin sakit hati dan sedih. let's started:

1. DetEksi Party
Setelah dua taon, akhirnya gwa dipercaya jadi anggota tim acara. Pengin tau rasanya? sakit hati pol-polan!! Yang paling membekas dalam ingatan, saat gwa dimarahin abis-abisan sama bunga di depan orang banyak. pakai bonus kata-kata mutiara segala. "Goblok, kamu!!". gara-garanya, gwa milih finalis dres code tanpa persetujuan dia. saking sakit hati, usai acara gwa langsung ngacir pulang. nggak ikutan farewell party bareng artis-artis pendukung acara. Cok, gak sudi!!

2. DBL a.k.a DetEksi Basketball League
Hal apa yang paling dihindari oleh penulis DetEksi? Direkrut menjadi tim pemberitaan DBL. Damn, it happen to me. fuck, fuck, fuuuucckk!!Selama sebulan track perjalanan gwa berkisar rumah-GOR Pacific-graha pena-rumah. atau rumah-GOR Unair-Graha Pena-neraka. Sumpah, idup gwa rasanya tidak tenang. tiap sore rasanya kayak dikejar-kejar setan. Menulis hasil pertandingan dengan hati berdebar dan tangan bergetar. siap-siap mendengar kalimat sego pincukan, atau GOBLOKK!! Duh, cukup segini aja ceritanya. gwa males nginget masa-masa suram itu lagi. Ada sisi baiknya juga kok jadi sie pemberitaan DBL. Hidup sedikit makmur, karena TP subur. Lumayan, hasil dari jenggongan menyakitkan.

3. Pendakian Semeru
Akhirnya gwa bisa ngerasain naik gunung lagi. Tujuannya, Semeru lagi!! Wow, how amazing. Akhirnya gwa bener-bener bisa menjelajah gunung tertinggi se-Jawa itu. Gak hanya mimpi. yang bikin berkesan, gwa ke Semeru gak bilang-bilang ortu. Gwa malah ngasih alasan pergi ke Bali sama anak-anak DetEksi. Bisa jadi, karena kualat di Semeru gwa sama empat orang temen tersesat. Iki gara-gara Kacong salah ngambil jalur.

Seharusnya, untuk sampai di Ranu Kumbolo, hanya dibutuhkan waktu 3,5 jam dari Ranu Pani. Tapi, kita harus berjuang hingga 12 jam. Belum lagi dengan perjuangan menuju puncak *asmara hahaha..*. Haduh, jadi ngeri ngebayanginnya. Medannya penuh dengan pasir dan batu yang berbahaya. Resiko longsor besar banget. gwa sempet desperate. nggak yakin bisa pulang dengan selamat. mengingat medannya yang tidak masuk akal. Thank god, gwa masih diberi kesempatan buat nyampe puncak.

4. Launching Jungle Book
This is the finest moment.well, akhirnya jadi juga gwa punya usaha dewe. bukan die hard, tapi bareng empat orang teman Isna, xave, dan Risa. empat orang, cewek semua. memang, sampai saat ini Jungle Book belum banyak dikenal orang. tapi, gwa yakin suatu saat nanti, toko kami bakal jadi yang terbaik. Amin.

Saturday, December 24, 2005

Surat dari Sahabat

Kira-kira seminggu yang lalu, gwa nekat bongkar-bongkar lemari baju gwa. Ceritanya begini, dalam lemari baju gwa tuh ada tiga rak. dua rak atas terisi baju, sementara paling bawah diberdayakan untuk menyimpan buku-buku bekas. Jujur aja, udah sejak lama gwa pengin mengenyahkan tumpukan buku-buku itu dari lemari. Tapi, belum pernah kesampaian. Yeah, lebih tepatnya sih malas. Baru kemarin terlaksana. Itu pun karena gwa nggak ada kerjaan. But, it's not the point. Bukan acara bongkar membongkar itu yang pengin gwa ceritain.

Nah, saat gwa asyik membongkar tumpukan buku-buku, gwa banyak nemuin barang berharga yang terbuang. salah satu diantaranya adalah surat dari seorang sobat gwa jaman SMA. Boy panggilannya. Angela Melinda nama lengkapnya. Dilihat sekilas, mungkin nggak ada yang menarik dari surat empat lembar yang ditulis di atas kertas HVS itu. Kecuali hiasan kerang di covernya yang bertuliskan: 4 Inem Only. Setelah gwa baca ulang, isinya masih sangat-sangat menyentuh. Terasa hangat dihati. Sehangat ketika gwa membacanya enam tahun lalu.

Boy, gwa jadi kangen sama kamu. You are my best friend forever. Dimanapun kamu berada, semoga kamu dalam keadaan sehat dan bahagia selalu. Buat ngingetin kenangan manis persahabatan gwa sama boy, gwa menulis ulang surat itu disini. tapi, karena terlalu panjang, gwa potong beberapa bagian. Tanpa mengubah isi tentunya.

4 Inem Only
Nov 1, 99
Especially buat Inem dimana aja

Nem, merenung sebentar yuk!
Alam bak guru bijak
Alam mengajar kita banyak
Nggak suka telat, nggak sombong
Nggak silau harta dan bersikap seadanya

Nem, namanya juga manusia ya, pasti banyak khilafnya, banyak kelemahannya
Tapi, kalau kita sadar dan mau memperbaiki, itu berarti masih bagus
Aku cuma mau ngasih kamu sedikit tulisan
Kalau kamu sempat dan mau baca. Dan mau ngelamun dikit
Ngelamun soal alam, Nem
Alam ciptaan Tuhan
Makanya, alam banyak nyimpan pelajaran bijak
Buat kamu tiru. Mungkin juga buat aku

.>Matahari, nggak pernah ngaret
Penyakit kita jaman sekarang adalah budaya ngaret
Bilang sama temen mau jemput jam lima
Tapi paling baru jam lima berangkat dari rumah
Sama ortu juga.
Bilang pulang jam tujuh, tapi jam delapan mungkin belum siap-siap pulang
Sampe ortu capek nungguin
Sekarang, kalau kamu sempet coba deh liatin matahari
Bisa dari Kuta, Kenjeran atau Penanggungan mungkin
Kita akan liat matahri terbit, meninggi dan terbenam tepat waktu
Matahari yang selalu tepat dan hampir nggak pernah nelat
Kenapa kita nggak mau niru?
Demi kelancaran semua urusan. Demi teman dan demi orangtua
Dan pasti demi kamu juga, Nem

.>Hujan,kawan yang bisa jadi lawan
Saat kemarau panjang, kita pingin hujan
Tapi, waktu hujan datang. Wow, banjir dimana-mana
Lho, kenapa bisa jadi banjir?
Bencana itu juga kita yang buat kan?
Kita yang merusak alam
Teman bisa juga diumpamakan kayak hujan
Disaat sepi, kita membutuhkan seorang teman
Namun, begitu ada kau perlakukan sembarangan
Tak pernah juga kamu perhatikan dia
Dan kawanpun berubah menjadi lawan
Semua rahasia yang pernah kamu percayakan mungkin bisa terbongkar
Tapi memang tak perlu dicoba
Karena lagi-lagi alam sudah membuktikan. Iya kan nem?

Nem, aku ngasih kamu ini jangan dianggap sok menggurui ya
Anggep aja ini dari teman untuk teman
Nem, kamu tahu nggak
Dari pertama aku kenal kamu dekat, aku udah langsung cocok dan baik sama kamu
Sampai sekarang nem (tapi ojok GR yo)
Kamu tetep tak anggep temenku yang paling baik
Dan kamu jangan pernah ngerasa sendirian lagi
Ngerasa nggak berguna
Karena walaupun bagaimana, kamu masih punya aku
aku sayang sama kamu
Bahkan lebih dari aku sayang sama Heboh, Lysa, atau Badjoel sekalipun
Oiya Nem, aku punya puisi nih

"Kemanakah kau hendak mencari keindahan?
Dengan cara bagaimana pula dia dapat kau temukan?
Apabila tidak dia sendiri yang berada di jalanmu
Dan menunjukkan jalan untuk bertemu?"

Kahlil Gibran, Puisi Untuk alam

Moga-moga, kamu jadi Pala yangbaik+ngerti sebenernya falsafah hidup dari falsafah alam

-Boy-

Friday, December 23, 2005

Gwa Gendut. Benarkah?

"Inem, kayaknya kamu tambah gendut ya?" ujar Dini tidak tahu diri
"Iyo nem, awakmu tambah mekar," tambah Hendro menyakitkan
"Koen tak tontok tontok memang sodok segeran titik. Lapo ae, nem?" sambar Dian tidak tahu diri.
"Dasar pipi!" lek iki jarene danang *padahal, deweke yo Pipi!*

Hentikaaaannnn!!! Bangsat, bedebah, huuh, bikin orang sewot aja. emang kenapa kalo gendut? segeran itu kan nggak dosa. gemuk kan tidak melanggar hukum dan norma agama. so, kenapa sih semua orang mesti ribut. Nggak usah dibahas kenapa? Shit.

Apa bener gwa gendut?padahal, berdasarkan pengamatan kayaknya sih nggak. semuanya masih normal-normal aja kok. Buktinya, semua baju dan celana masih muat. nggak ada yang kekecilan. nomor celana toh masih 27. atau jangan-jangan, baju-bajuku yang pada melar? ah, stay positive.

Sebenarnya, gwa bukan termasuk orang yang memuja tubuh langsing nan sempuran. Soalnya, diberi badan yang seperti ini saja, gwa udah bersyukur banget. apalagi, tubuh gwa termasuk badan yang tangguh. Jarang sakit-sakitan *kecuali, terkena sinus yang menyebalkan*, stamina pun memuaskan. Tapi, kalo kuping keseringan menerima hujatan-hujatan terus mana tahaannn!!

well, peduli setan. emang kenapa kalo gwa gendut, weekk!! selama berat badan belum melebihi angka 60 kg, it's no problemo.

PS: ada yang bisa ngasih saran, gimana cara diet yang baik dan benar? *huhuhuhu...*